Friday, October 16, 2015

Sek Bebas di Cianjur Jadi Alasan Ekonomi


Cianjur sebagai kota santri sudah tak tampak, bahkan kondisi itu berbanding terbalik dengan terus menggeliatnya praktek prostitusi di wilayah tersebut. Sejumlah tempat hiburan malam di Cianjur, dengan bebas menyediakan jasa wanita malam.

Hal itu diakui, AD (21), wanita yang bekerja disalah satu tempat karaoke itu merasa nyaman dalam menjalani pekerjaannya itu. Sebab, ucap AD, dirinya bisa dengan mudah mendapatkan uang tanpa harus bekerja susah.

Dikatakan AD, untuk bisa mendapatkan jasa dirinya menemani bernyanyi, biasanya dikenakan tarif Rp 100 ribu perjam. Namun, hal tersebut belum termasuk dengan upah tambahan ataupun biaya minum yang harus dikeluarkan pria hidung belang tersebut.

“Kalau saya biasa di kasih Rp 100 ribu perjam, kalau untuk temenin nyanyi aja. Tapi kalau saya mau rokok atau minum itu beda lagi harus si tamu yang keluarin uang lagi,” katanya, kemarin.

Selain itu, dirinya pun tidak menampik ada tamu hidung belang yang mengajak check in di hotel. Namun, untuk hal itu, ia berikan tarif di atas Rp 1 juta. Bahkan, bila tamunya terlihat mapan, ia selalu kenakan tarif di atas Rp 3 juta.

“Ya kadang sih saya juga suka melayani kaya gitu, Cuma itu harganya beda tergantung liat si tamunya ini kalau terlihat banyak duit ya mahal, kalau biasa aja tapi saya suka, saya beri dia harga biasa bahkan gratis,” ungkapnya.

AD mengungkapkan, pekerjaan itu telah dilakoninya sejak umur 19 tahun dan masih duduk di bangku SMA. Bahkan, akibat kemudahan yang diberikan ketika menjalankan profesi itu. Akhirnya membuat dirinya berkelanjutan melakukan pekerjaan hingga sampai saat ini.

“Saya begini dari kelas 3 SMA, awalnya karena saya berpacaran terus hilang keperawanan saya. Stress, ya akhirnya saya jadi begini dengan siapa pun ditambah untuk memenuhi kebutuhan juga,” katanya.

Sekretaris KPA, Hilman mengingatkan, agar para pekerja seks melihat situasi dan kondisi pelangganya. Bahkan, ia pun menegaskan untuk selalu menggunakan alat kontrasepsi ketika sebelum melakukan hubungan intim.

“Kita kan tidak pernah tau si orang itu ada penyakit atau enggak, yang jelas ketika kita merasa ingin, mau gimana pun langsung saja. Jadi biar tidak terjangkit pennyakit mending pakai kondom saja,” tutur Hilman.

Meski begitu, pihaknya sulit untuk melakukan pencegahan, apalagi hal tersebut menjadi salah satu kebutuhan perut. Untuk itu, salah satu langkahnya hanya melakuakn pencegahan dan pengurangan dengan bersosialisasi menggunakan kondom.

“Kalau keimanan mah biar mereka yang hadapi sendiri, kita tidak bisa mencampuri sejauh itu, yang kita harap semua orang sadar akan keselamatan diri saja ketika melakukan seks bebas seperti itu.

No comments:

Post a Comment